Rabu, 24 Juli 2013

Meneladani Akhlak Rasulullah saw

www.dpu-online.com
Bismillahirrahmanirrahiim, Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillah rabbil‘alamin, di bulan Februari 2010 yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad saw, pembaca Swadaya tentunya tidak pernah meninggalkan uswah atau keteladanan Beliau. Bacaan shalawat senantiasa tercurah kepada Rasulullah saw, keluarga, sahabat, dan pengikutnya. Amiin.

Sungguh betapa beruntungnya kita, umat Islam yang menjalani kehidupan ini memiliki keteladanan terbaik yaitu Muhammad saw. Semua orang pasti dapat menimba keteladanan pada diri Rasulullah saw. Peran apa pun yang kita jalankan, sebagai suami atau pemimpin, atau yang lainnya, sesungguhnya dapat mencontoh Rasulullah saw. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 21.

Dalam salah satu riwayat, beliau disebut pula sebagai al-Qur’an berjalan. Artinya Rasulullah adalah representasi hidup dari al-Qur’an. Akhlaknya begitu mulia, selaras dengan isi al-Qur’an. Tidak pernah sedikit pun bertentangan dengan kebenaran yang dibawanya. Sehingga siapa saja yang hendak mengaplikasikan seluruh isi al-Qur’an, cukup mencontoh Rasulullah saw atau sering disebut akhlak al-Quran.

Perilaku keseharian beliau pun sarat hikmah. Pesan kebaikan yang tidak pernah lekang ditelan zaman. Apalagi beliau diutus kemuka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak. Jadi, tentu saja Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw telah dipersiapkan Allah tidak untuk satu zaman saja, pasti tetap relevan hingga akhir zaman nanti. Walaupun sekarang sudah zaman modern, namun tetap saja untuk membangun sebuah peradaban seperti yang dicontohkan Rasulullah saw, yang harus dibangun terlebih dahulu adalah manusianya. Dan, tentu teladan utama untuk membangun manusia dengan segenap potensi akal dan hati dapat kita temukan pada diri Rasulullah. Jadi, jika kita hanya bercermin pada manusia mulia—Rasulullah saw—pasti keadaan kita tidak terpuruk. Umat Islam tidak terbelakang seperti yang terjadi saat ini.

Marilah kita senantiasa tak luput membaca shalawat, juga meneladani perjuangannya, dan kesabarannya dalam menyampaikan risalah al-Islam. Mengenang beliau memang tidak akan pernah ada akhirnya, bahkan kadang tidak tergambar oleh kata-kata. Tetapi, tentu tidak cukup dengan mengingatnya saja. Kita harus mulai dari saat ini, mulai dari yang kecil-kecil, dan mulai dari diri sendiri sehingga berupaya sungguh-sungguh mengaplikasikan kehidupan Rasulullah. Dari yang paling mudah, yang paling mungkin kita lakukan, dalam keseharian kita. Berwajah manis misalnya, atau tidak berkata sia-sia, atau hal lainnya. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk itu, seperti membaca dan mempelajari sirah (sejarah)nya, tentunya banyak yang dapat kita gali.

Mencintai Rasulullah saw adalah hal yang harus kita lakukan sebagai seorang mukmin. Namun, cinta itu harus dibuktikan dengan kesungguhan meneladaninya. Mudah-mudahan kita semua termasuk dalam golongan itu, yang mencintai Rasulullah dan mendapat syafaat darinya kelak.
Akhirnya kami memohon doa dan pertolongan Allah SWT semoga senantiasa istiqamah, khususnya manajemen DPU DT dan pembaca setia Swadaya dalam Jalan-Nya. Dan semoga di tahun ini, donatur pembaca setia Majalah Swadaya selalu mengikuti akhlak Rasulullah saw di setiap aktifitasnya.
(H.Asep Hikmat, Direktur DPU Daarut Tauhiid)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar