Jumat, 12 Juli 2013

Ramadhan, Saatnya Memandirikan Sesama

www.dpu-online.com
Ramadhan merupakan bulan yang sangat dinantikan umat Islam di seluruh dunia. Kehadirannya begitu ditunggu karena membawa keberkahan bagi kaum muslim. Dari sisi bisnis, para pedagang busana, makanan, hingga provider telepon selular, biasanya meraup keuntungan berlipat ganda. Dari sisi dakwah, kegiatan syiar Islam begitu semarak pada bulan ini. Dari sisi ibadah, kaum muslim yang melaksanakan ibadah sunah dan wajib, dapat meraih pahala berlipat ganda serta ampunan-Nya.

Selain itu, kehadiran Ramadhan juga memberikan keberkahan bagi mustadhafin (kaum dhuafa). Mereka yang hidupnya kurang berkecukupan, biasanya mendapat santunan dana zakat, infak, atau sedekah dari kaum muslim yang mampu. Dengan dana itu, mereka bisa membeli berbagai kebutuhan hidup atau menggunakannya untuk modal berwirausaha.

Kehadiran Ramadhan seharusnya dijadikan momen untuk mengubah kehidupan orang miskin. Mereka yang hidup dalam kemiskinan, harus diberdayakan dan dimandirikan agar pada Ramadhan tahun depan tidak lagi menjadi orang miskin. Jangan sampai, kita menjumpai para mustahik tahun ini tetap menjadi mustahik pada tahun yang akan datang.

Menuntaskan masalah kemiskinan memang tidak mudah. Akan tetapi, bila kita melakukannya secara bertahap dengan program pemberdayaan yang benar, salah satu masalah bangsa ini akan berkurang secara signifikan. Dan bulan Ramadhan sebaiknya dijadikan momen untuk memberdayakan dan memandirikan mereka, mengingat animo kaum muslim dalam menunaikan zakat, infak, atau sedekah sangatlah tinggi.

Rasulullah saw telah memberikan keteladanan kepada kita dalam memberdayakan sahabatnya yang kurang mampu sehingga bisa mandiri. Dalam sebuah kisah yang bersumber dari Anas bin Malik ra, seorang  laki-laki dari kaum Anshar mendatangi Rasulullah saw, lalu meminta sesuatu. Rasulullah  saw kemudian bertanya, “Apakah engkau tidak memiliki sesuatu pun di rumahmu?”   
Ia menjawab, “Tentu, yaitu kain yang dipakai sebagian dan sebagian yang lain kami jadikan alas, serta tempat gelas besar tempat kami minum darinya.” 
Rasulullah saw berkata, ”Bawalah keduanya kepadaku.” 

Lalu kedua  barang itu diberikan kepada Rasulullah dan beliau melelangnya hingga laku dua dirham. Beliau berkata lagi, “Belilah dengan dirham pertama ini makanan untuk kamu berikan kepada keluargamu dan dirham lainnya belilah kapak dan bawa kepadaku.”

Rasulullah saw lalu menguatkan ikatan ranting dengan tangannya, sambil berkata kepada laki-laki tersebut, ”Pergilah dan carilah kayu bakar, lalu juallah. Aku tidak ingin melihatmu lagi hingga lima belas hari ke depan.”

Laki-laki itu pun segera bergegas mencari  kayu bakar dan menjualnya. Setelah lima belas hari, ia mendatangi Rasulullah saw sambil membawa 10 dirham di tangannya, yang kemudian dibelikannya makanan.

Rasulullah saw dalam kisah ini, telah memberikan contoh bahwa membantu kaum dhuafa tidaklah cukup dengan memenuhi kebutuhan pangannya saja. Akan tetapi, kita juga harus membantu mereka agar bisa berdaya sehingga bisa mandiri. Intinya, memberikan bantuan untuk membeli makanan dan minuman itu penting, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan bantuan untuk modal berwirausaha agar bisa mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar