Rabu, 17 Juli 2013

Hari Gini Masih Salah Jalan?

www.dpu-online.com
Salah jalan memang membuat susah. Bagi seorang pengendara misalnya, salah jalan akan membuat waktu, pikiran, tenaga dan biaya, habis sia-sia. Tempat yang hendak dituju pun, tidak bisa ia capai dengan mudah. Tersesat adalah konsekuensi karena kekeliruan menentukan jalan.    

Begitulah gambaran sederhana orang yang salah atau keliru menempuh jalan. Dan bila yang salah tidak sekadar jalan biasa, tetapi adalah jalan hidup, tentu lebih fatal akibatnya. Tidak terbayangkan, bagaimana waktu, pikiran, tenaga, biaya dan segala potensi yang dimiliki, akan berakhir dengan hasil yang tidak jelas juntrungan. Hari-harinya berlalu hampa tanpa makna, atau segala akitifitas malah membakar impian yang ia canangkan.  

Dalam konteks sosial-budaya, akibat salah jalan, tidak sedikit para pemimpin meninggalkan belang diakhir pemerintahannya. Ketika nafsu serakah menjadi jalan tujuan, rakyat jadi menderita. Penduduk harus mengungsi karena rumah yang ditinggali terendam banjir akibat jalan nafsu para pembalak liar. Hak kaum lemah tereksploitasi ketika peradilan menjadi sarang para jalan pendusta. Sistem ekonomi limpung ketika praktek kapitalisme dijalankan. Saat perzinahan dijalankan, bayi tak berdosa menjadi terhina bahkan harus meregang nyawa dibuang layaknya seonggok sampah.

Itulah sebagian kecil akibat dari orang yang salah menempuh jalan hidupnya. Begitu banyak orang terkorbankan. Padahal, Rasulullah telah mengajarkan bagaimana menjalankan hidup sebagai individu, kepala keluarga, anggota masyarakat maupun kepala pemerintahan. Karena bukankah Rasulullah saw tidak hanya mengajari kita bagaimana mengucapkan syahadat, melaksanakan shalat, shaum, zakat, dan haji secara benar? Beliau juga mencontohkan serta mengajarkan bagaimana mencari nafkah, melakukan transaksi ekonomi, menjalani kehidupan sosial, menjalankan pendidikan, melaksanakan aktivitas politik (pengaturan masyarakat), menerapkan sanksi-sanksi hukum (`uqûbat) bagi pelaku kriminal, dan mengatur pemerintahan atau negara secara benar. Hal ini dilakukan agar kehidupan berjalan seimbang dan harmonis serta menjadi rahmat bagi alam semesta.

Nah, sekaranglah saatnya menetapkan jalan hidup kita yaitu jalannya Rasulullah saw. Jalan yang Insya Allah mengantarkan pada kebenaran dan kebahagian dunia-akhirat. Wallâhu a'lam bi ash-shawâb.
(H.M.Iskandar, Direktur DPU Daarut Tauhiid)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar