Jumat, 02 Agustus 2013

Berbagi Kepedulian Sosial bersama FIF dan ACC

Ahad (25/12), Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid mengadakan pemeriksaan dan pengobatan gratis untuk masyarakat di lingkungan Astra Biz Centre Jalan. Soekarno-Hatta, Bandung. Bekerja sama dengan Federal International Finance (FIF) dan Astra Credit Company (ACC) sebagai anak Grup Astra, bakti sosial digelar di Masjid al-Muslim Jalan Mengger, Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung.

Acara disambut antusias oleh masyarakat setempat. Ada sekitar 300 warga yang mengikuti kegiatan kepedulian sosial tersebut."Kami diberi amanah oleh perusahaan untuk menyalurkan dana kepedulian sosial ini di sekitar lokasi perusahaan," ujar General Affair Federal International Finance (FIF) Wahyu Yudianto, didampingi Beta sebagai Kepala Cabang Astra Credit Company (ACC) Bandung.

DPU Daarut Tauhiid dengan membawa mobil ambulance mengerahkan tim dokter dan tenaga perawat dari Pusat Kesehatan Terpadu (PKT) Daarut Tauhiid.

"Suatu kebanggaan bagi Grup Astra bisa bersilaturahmi dan membantu warga. Semoga dengan kegiatan sosial ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Kami ingin dekat dengan warga," lanjut Wahyu.(Setiadi/2011)

Kisah Remaja Bertumpu Tangan Mengejar Mimpi

Miliaran butiran gerimis baru saja turun. Melengkapi suasana pedesaan yang dingin dan diselimuti kabut. Puluhan hektar ladang siap panen terhampar luas. Memanjakan mata dan membuat siapa pun berdecak kagum karena keindahannya.

Desa Cibeureum. Sebuah desa yang terletak di Bandung Selatan ini merupakan salah satu desa penghasil sayuran yang melimpah. Dari sanalah beragam sayuran dipasok untuk kebutuhan sehari-hari. Tak sedikit warga yang sejahtera karenanya. Namun tak sedikit pula yang masih hidup serba kekurangan. Salah satunya adalah Ai Sulastri (11), remaja perempuan penderita kelumpuhan sejak tujuh tahun lalu.

Ujian Beruntun
Di usianya yang masih belia, Ai harus memikul beban begitu berat. Hari-hari yang seharusnya digunakan untuk belajar dan bermain, malah ia gunakan untuk berdiam diri di rumah. Bukan tak ingin. Ai ingin sekali bisa bermain dengan teman-teman sebayanya. Namun, keterbatasan fisik membuat ia harus menganggap itu semua hanya mimpi.  

Ai menjadi yatim saat usianya baru menginjak tiga tahun. Ayah yang sangat Ai sayangi harus tiada karena liver yang bersarang di tubuhnya. Saat itulah, keluarganya harus ekstra kerja keras mempertahankan kehidupan.

Cobaan rupanya belum berakhir. Setelah sang ayah tiada, Ai kembali terkena musibah. Ai terjatuh dari atas bukit. Walau tidak terlalu tinggi tapi itu semua cukup membuat Ai sakit hingga berminggu-minggu. Demam tinggi tak terelakkan. Ketiadaan biaya membuat anak bungsu dari tiga bersaudara ini dirawat seadanya.

Bukannya sembuh, Ai semakin menderita karena kedua kakinya kaku dan nyaris tak bisa digerakkan. Telapak kakinya semakin membengkak dan menekuk ke dalam. Kemiskinan tak memberikan banyak pilihan. Ai dirawat seadanya. Jika masih memungkinkan, Ai hanya dipijat secara tradisional.

"Bukannya gak mau neng pergi ke dokter teh. Da mau gimana lagi, uangnya gak ada. Paling dipijat aja sama tukangnya dari Pangalengan," ujar Uneng (43), pengasuh sekaligus bibi Ai.

Ai merasa hari-harinya berjalan begitu lama. Apalagi setelah ibu tercinta pergi mencari nafkah ke Arab Saudi. Hari-hari yang biasa diisi dengan menonton televisi dan main dengan saudara-saudaranya, kini bertambah dengan menunggu sang ibu pulang. Ai sendiri tak tahu kapan ibunya pulang membawa mimpi-mimpi yang sangat diidamkan sejak dulu.

Mimpi-mimpi Sederhana
Sama seperti anak lain, Ai pun memiliki mimpi-mimpi yang sangat ingin dicapai. Mimpinya tak muluk-muluk. Sangat sederhana. Ai hanya ingin bisa seperti anak lainnya. Bisa berjalan, bersekolah, dan mengaji. Dengan segala keterbatasannya, Ai masih suka mengaji di masjid yang tak jauh dari rumahnya.

"Ai mah ingin sekolah biar pintar. Terus Ai juga suka mengaji di masjid dekat rumah, " tutur Uneng.

Ditemui di rumahnya yang begitu sederhana, di Kampung Cirawa, Desa Cibeureum, Ai dan keluarga terlihat bahagia. Senyum sumringah terlihat di wajahnya yang polos saat tim Sosial Kemanusiaan Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid datang membawa kursi roda, Kamis (2/2). Benda itulah yang sangat ia butuhkan saat ini. Dengan demikian, Ai tak harus repot-repot berjalan dengan kedua tangan dan menggusur badannya. Ai sekarang sudah bisa bermain di halaman rumahnya.

Tak dapat dipungkiri, Ai begitu merindukan ibu yang sangat mencintainya. Walau sekarang Ai tinggal dengan paman, bibi, dan kedua kakak yang sangat mencintainya, kehadiran sosok ibu begitu diinginkannya.

Setelah nekad berangkat tiga tahun lalu menjadi tenaga kerja wanita (TKW), Ai belum menerima kabar apa pun dari ibunya. Jangankan menerima kiriman uang untuk berobat, kabar keberadaannya juga tak terdengar sama sekali. Berbagai usaha telah dilakukan pihak keluarga, namun hasilnya nihil.

Baginya, mungkin hidup ini dirasa tak adil. Ujian demi ujian seakan tak berhenti menghujani. Namun, sungguh tidaklah demikian. Allah tak semata-mata memberikan ujian, tapi Ia hanya menguji kesungguhan umat-Nya. Inilah bentuk kasih sayang Allah bagi manusia yang senantiasa bersyukur dan bersabar. Sungguh, hanya itulah cara untuk meraih keridhaan Allah. (Astri Rahmayanti/2012)

Posko Mudik Lebaran

www.dpu-online.com
Mudik telah jadi tradisi masyarakat Indonesia. Tradisi ini bertepatan dengan Ramadan dan Idul Fitri (lebaran). Keinginan merayakan Idul Fitri bersama keluarga menjadi faktor utama untuk mudik. Namun, bagaimana jika perjalanan mudik terganggu karena faktor kesehatan atau kemacetan? Selain mengganggu kenyamanan, membahayakan keselamatan, juga menghabiskan banyak waktu dan tenaga.

Sebagai salah satu bentuk kepedulian kepada masyarakat, Santri Penanggulangan Bencana Daarut Tauhiid (SATGANA DT), Santri Siap Guna (SSG), bekerjasama dengan Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) mengadakan Posko Mudik Lebaran 2010 . Sejak  Sabtu (4/9) hingga Rabu (15/9), mereka siap melayani pemudik yang melewati Jalan Cagak, Desa Ciherang RT 01/RW 03, Kecamatan Nagreg, Garut.

Ada pun bentuk pelayanan yang disediakan tim adalah penjagaan lalu lintas (bekerjasama dengan aparat polisi setempat) dan layanan kesehatan 24 jam. Seperti evakuasi korban kecelakaan lalu lintas, akupuntur, pijat refleksi, dan bekam.

Tak hanya para pemudik, masyarakat sekitar juga ikut merasakan layanan mudik ini. Seperti layanan mobilambulance dan bantuan kesehatan lainnya.

"Insya Allah untuk lebaran tahun berikutnya, SATGANA DT tidak hanya buka posko di Nagreg. Tapi juga di Ciater, Pantura, Cileunyi, dan tempat-tempat rawan kecelakaan lainnya. Mudah-mudahan SDM dan dana yang tersedia nantinya mencukupi," ujar Sukma Linto, anggota SATGANA DT saat dihubungi via telepon. (Astri Rahmayanti/2010)

'Menjamurnya' Program Desa Mandiri

WWW.DPU-ONLINE.COM
Program Desa Mandiri Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid kini semakin ‘menjamur'. Setelah berlangsung di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung, DPU Daarut Tauhiid kembali menambah jumlah wilayah Desa Mandiri. Ada empat wilayah baru yang menjadi garapan DPU Daarut Tauhiid, baik di daerah Kabupaten Bandung maupun Kabupaten Bandung Barat.

Sabtu (12/5), launching Desa Mandiri dilaksanakan di Desa Cikadum dan Desa Nyenang. Sebelumnya pada Kamis (10/5), acara serupa dilaksanakan di Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg. Acara launching Desa Mandiri berupa serah terima domba kepada para peternak, pemeriksaan dan pengobatan gratis, posyandu, penyuluhan, dan pemberian makanan tambahan.

Warga begitu antusias mengikuti acara tersebut. Banyak yang mengaku menunggu acara seperti ini, khususnya acara pengobatan gratis dan posyandu. Dikarenakan puskesmas kecamatan terletak cukup jauh, membuat sebagian besar warga enggan datang ke puskesmas. Jika memaksakan datang, maka ongkos dan biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat terbilang besar.

Adapun selama acara berlangsung, di Desa Ciaro warga yang datang berobat sebanyak 163 warga dan puluhan balita mengikuti posyandu. Sedangkan di Desa Nyenang, warga yang mengikuti pengobatan gratis sebanyak 130 orang dan puluhan balita mengikuti posyandu.

Melalui penambahan wilayah Desa Mandiri ini, diharapkan lebih banyak warga yang merasakan manfaat program dari DPU Daarut Tauhiid. Banyak manfaat yang ditawarkan melalui program Desa Mandiri, yakni Usaha Ternak Mandiri (UTM), pengobatan gratis dan posyandu, dan Beasiswa Prestatif. (Astri Rahmayanti/2012)

Layanan Kesehatan bersama IKMS

www.dpu-online.com
Jumat (13/7) pagi, puluhan warga Cibolang, Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan terlihat menyemut di posyandu desa. Balita, remaja, ibu hamil, hingga lansia antre di tempat pendaftaran pemeriksaan dan pengobatan gratis yang diselenggarakan oleh Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid. 

Bekerja sama dengan Ikatan Karyawan  Muslim Star Energy (IKMS) Wayang Windu, acara berhasil menjaring 171 warga. Dalam pelaksaanaannya, fasilitas yang ada tak hanya berupa pemeriksaan gratis, tapi juga pemberian obat, pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita. Semuanya diberikan cuma-cuma

Mengawali acara, Dadan Junaedi selaku Kabag Pendayagunaan DPU Daarut Tauhiid secara simbolis memberikan beasiswa untuk 10 siswa SD dan SMP berprestasi di daerah tersebut. Semoga kehadiran DPU Daarut Tauhiid dan IKMS Wayang Windu dapat dirasakan manfaatnya bagi warga sekitar. Aamiin. (Astri Rahmayanti/2012) 


Sumber: www.dpu-online.com

Kamis, 01 Agustus 2013

Air Minum Gratis untuk Masyarakat Pamulutan

Kelihatannya sederhana. Sebuah galon berisi air putih yang dapat langsung diminum. Glek.. glek.. selesai. Tapi, bagi mereka yang kehausan setelah lelah berkerja, keberadaan galon amatlah bermanfaat. Menghilangkan dahaga saat bekal minum telah habis.

Hal "kecil" inilah yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid pada Ahad (10/4). Melalui pengadaan "Air Minum Gratis" bagi warga di PamulutanIndralaya,Palembang, program ini memberikan fasilitas air minum yang bisa langsung dikonsumsi.

Masyarakat di Pamulutan mayoritas menempuh tempat kerja berjarak lebih dari 4 km. Setiap harinya jarak sejauh itu mereka tempuh dengan berjalan kaki. Karenanya, untuk meringankan rasa lelah mereka, di beberapa titik tertentu DPU Daarut Tauhiid menyediakan sarana berupa galon berisi air putih untuk dikonsumsi secara cuma-cuma. (Titin/2011)

Rabu, 31 Juli 2013

Berbuka On The Road

www.dpu-online.com
Selama bulan Ramadan, Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhid (DPU DT) Jakarta membagi-bagikan makanan untuk berbuka puasa. Yaitu bagi pengguna jalan yang melintas di depan kantor DPU DT Jakarta dan daerah sekitar lapangan Blok S.

Tentu saja, kegiatan ini disambut antusias oleh mereka yang kebetulan terjebak macet di Jalan Laksana 1 Kebayoran Baru. Tanpa harus repot-repot mencari makanan untuk berbuka, puasa mereka dapat segera dibatalkan.   

Namun, karena jumlah makanan yang tidak sebanding dengan pengguna jalan, dalam waktu tidak begitu lama, paket-paket makanan habis dibagikan. (Ahmad Aditya/2010)

Kunjungan Anak Asuh DPU ke Puspa Iptek

www.dpu-online.com
Banyak cara yang bisa dilakukan anak-anak untuk memanfaatkan libur sekolah. Salah satunya adalah dengan mengunjungi tempat bernuansa pendidikan. Tak harus mahal, yang penting anak-anak dapat mengambil pelajaran dari tempat kunjungannya.

Rumah Asuh Daarul Ihya Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) pada Ahad (14/11), memanfaatkan libur sekolah dengan mengunjungi Puspa Iptek, Kota Baru Parahyangan. Anak-anak mempelajari berbagai simulasi science yang ditampilkan menarik di tempat tersebut.

Menurut Sansan, pengasuh Rumah Asuh Daarul Ihya, kegiatan ini bertujuan agar anak-anak asuh menjadi kreatif. Tak hanya itu, anak-anak juga diberi tugas untuk mencatat pelajaran yang didapatkan di tempat tersebut. Dengan demikian, setelah kembali ke asrama dan sekolah, mereka dapat mempraktikkannya.(Astri Rahmayanti/2010)

Warga Gunung Halu Ikuti Pengobatan Gratis

Selasa (6/12), Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid kembali mengadakan pemeriksaan dan pengobatan gratis. Kali ini bertempat di Kampung Majlis, Desa Celak, Gunung Halu, Bandung Barat. Hadirnya pemeriksaan dan pengobatan gratis ini, disambut antusias oleh warga sekitar Gunung Halu. Acara punberlangsung dari pagi hingga sore hari.

Tercatat, ada 146 orang yang terdaftar mengikuti pemeriksaan dan pengobatan gratis. Tidak berbeda tentunya dengan sebelumnya. Pelayanan kesehatan berupa pengobatan umum, pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, dan pemberian makanan tambahan kesehatan bagi balita dan anak-anak.

"Pemeriksaan dan pengobatan gratis merupakan program rutin yang diadakan tiap bulannya, di seluruh desa mandiri binaan DPU Daruut Tauhiid oleh Tim Pusat Sosial Kemanusiaan (Pusosman), dana yang dikeluarkan bersumber dari dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dititipkan di DPU Daarut Tauhiid oleh para donator (muzakki)," ujar Aji, Kasubag Pusosman.

"Program ini hasil kerja sama antara DPU Daarut Tauhiid dengan Pusat Kesehatan Terpadu (PKT) Daarut Tauhiid. Semoga kegiatan ini dirasakan besar manfaatnya oleh warga sekitar," lanjutnya. (Setiadi/2011)

Belajar dan Bermain bersama Bersahabat

www.dpu-online.com
Bocah berusia empat setengah tahun itu tampak serius berfikir. Ana namanya. Terlihat sesekali ia mondar-mandir, berdiri-jongkok memikirkan ingin menjadi apa. Ketika ditanya, dengan ekspresi kaget dan tersenyum ia berkata, "Ingin menjadi dokter."

Lain halnya dengan Ujey, walaupun masih berusia empat tahun, ketika ditanya cita-citanya, dengan melompat dan mengangkat tangan ia berteriak penuh semangat, "Mau jadi pemain sepak bola!"

Tidak hanya Ana dan Ujey, 153 teman-temannya juga berperilaku serupa. Mereka asyik menulis cita-cita, akan jadi apa mereka kelak. Sebagiannya lagi bercanda ria menikmati berbagai permainan di Wisata Alam Pangjugjugan Cilembu Sumedang.

Rabu (18/8), Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) mengadakan acara Bersahabat (Berbuka bersama Anak Yatim dan Dhuafa). Acara ini dikemas denganoutbond, yaitu belajar mengenal alam dengan mencatat tumbuhan yang ditemui selama perjalanan, keberanian menghadapi tantangan dan games mencatat cita-cita.

Kali ini, para peserta Bersahabat adalah anak-anak yang orangtuanya merupakan penerima program Microfianance Syariah Berbasis Masyarkat (Misykat) dan Desa Ternak Mandiri (DTM) DPU DT. (Iha Nurhayati/2010)

Tebar Kursi Roda, Tebar Kebahagiaan!

www.dpu-online.com
Pratiwi Wulandari (12), remaja asal Kelurahan Pipa Reja, Palembang ini terlihat bahagia dengan benda yang baru dimiliknya. Bukan baju, sepatu, atau mainan baru. Bukan juga benda yang lazim dimiliki remaja seusianya. Sebuah kursi roda baru bantuan dari Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid membuat Pratiwi bahagia.

Tangan dan kaki Pratiwi lumpuh total sejak masih kecil. Saat ini, aktifitasnya hanya di rumah dan sekolah di salah satu SLB di Palembang. Tak hanya Pratiwi, Ujang Nurdin (69) dan Rozak (32) pun ikut berbahagia setelah mendapatkan bantuan kursi roda dari DPU Daarut Tauhiid.

Saat ini telah sebelas kursi roda yang disalurkan. Bantuan diserahkan langsung oleh pihak DPU Daarut Tauhiid kepada para penerima pada Jumat (21/6), Selasa (21/6), dan Ahad (3/7). (Clara/2011)

Kaca Mata Gratis untuk Anak SMPN 2 Pajangan

www.dpu-online.com
Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid bekerja sama dengan Dyandra Promosindo mengadakan pembagian kaca mata gratis untuk para siswa SMPN 2 Pajangan. Acara diselenggarakan pada Rabu (19/10), di SMPN 2 Pajangan, Bantul. Para siswa terlihat antusias mengikuti acara yang diselenggarakan dari pukul 08.00 hingga 11.00 tersebut.

Acara dimulai dengan sambutan dari kepala sekolah SMPN 2 Pajangan Bantul, Ketua divisi Pendayagunaan DPU Daarut Tauhiid, dan dari Dyandra Promosindo Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan pembinaan generasi muda bagi para siswa.
 
Para siswa mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat dari pakarnya. Mulai dari pentingnya menjaga kesehatan mata dari dr. Nani, bahaya narkoba dari dr. Tomi, hingga tata tertib lalu lintas dari pihak kepolisian. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan pembagian kaca mata gratis dan zona juice wortel untuk kesehatan mata. 

Sebelumnya, telah dilaksanakan pemeriksaan gratis pada Selasa (11/10) bagi 400 Siswa SMPN 2 Pajangan, Bantul. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian acara pemberian kacamata gratis oleh Dyandra Promosindo dan DPU Daarut Tauhiid. Semoga acara ini bisa meringankan para siswa sehingga proses belajar dapat berjalan dengan baik. (Nurdin Syaiful Baladi/2011) 


Sumber: www.dpu-online.com

Selasa, 30 Juli 2013

Berbaur Asa di Semarak Khitanan Berkah

www.dpu-online.com
Ahad (3/7) pagi merupakan hari membahagiakan sekaligus ‘menakutkan' bagi sejumlah anak dan orang tuanya. Suasana ceria dan penuh tawa seakan berubah menjadi hari yang penuh air mata. Bagi para orang tua, ada rasa bahagia sekaligus sedih ketika melihat anaknya menangis saat dikhitan.

Sebanyak 220 anak dari keluarga kurang mampu (dhuafa) yang berasal dari daerah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, Sumedang dan sekitarnya mengikuti acara Semarak Khitanan Berkah. Tak hanya diikuti masyarakat umum, acara ini pun diikuti anak yang berasal dari beberapa desa binaan Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid dalam program Desa Mandiri.

Kegiatan hasil kerja sama dengan Bank Mandiri ini berlangsung di Sentral 5 Komplek Pesantren Daarut Tauhiid. Sebelum dikhitan, acara diawali dengan pawai peserta menggunakan 35 andong dan 20 becak.

Ditemui disela-sela berlangsungnya acara, Ferry Robbani, Head of FI Coverage & Solution Group Bank Mandiri berharap acara Semarak Khitanan Berkah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, orang tua, dan anak-anak. Ferry juga menambahkan agar jalinan kerja sama antara DPU Daarut Tauhiid dan Bank Mandiri semakin erat.

"Sebagai bagian dari program bina lingkungan Bank Mandiri, kami sangat senang bekerja sama dengan DPU Daarut Tauhiid dalam melaksanakan khitanan massal bagi 220 anak," tutur Ferry. 

Sambil menunggu giliran untuk dkhitan, peserta dihibur oleh penampilan nasyid, marawis, dan dongeng anak. Setelah dikhitan, mereka pun mendapat santunan dan perlengkapan sekolah.

"Mudah-mudahan dengan diadakannya acara khitanan ini, baik Bank Mandiri maupun DPU Daarut Tauhiid bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat. DPU Daarut Tauhiid sangat berterima kasih pada Bank Mandiri dan semua pihak yang telah mendukung terlaksananya acara ini," ujar Asep Hikmat, Direktur DPU Daarut Tauhiid. (Astri Rahmayanti/2011) 

Sumber: www.dpu-online.com

Kesling di Desa Umbul Metro

www.dpu-online.com
Nikmat sehat merupakan harta berharga yang Allah titipkan kepada kita. Saat nikmat tersebut hilang, barulah kita sadari betapa berharganya nikmat tersebut. Untuk mendapatkannya kembali, tak jarang sebagian orang rela merogoh kocek dalam-dalam demi mendapatkan nikmat sehat yang hilang itu.

Bekerjasama dengan PT PLN wilayah Lampung, Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid memberikan layanan kesehatan keliling untuk warga kurang mampu. Sabtu (24/9), pelayanan kesehatan dilaksanakan di Jalan Kramat, Umbul Metro, Candimas 3, Natar. Sebanyak 80 warga ikut serta kegiatan tersebut.

DPU Daarut Tauhiid juga bekerjasama dengan Bulan Sabit Merah dalam pengadaan tenaga medis. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan banyak warga kurang mampu yang terbantu dan jangkauan layanan kesehatan keliling pun semakin luas. Selain itu, kesadaran mengenai pentingnya menjaga kesehatan pun semakin meningkat. (Basrianto/2011) 


Sumber: http://www.dpu-online.com/news/detail/1629

Bersahabat: Melukis Senyum Angga

www.dpu-online.com
Angga (10), sepertinya tak dapat melupakan pengalaman pertamanya mengikuti acara Berbuka bersama sahabat yatim dan dhuafa (Bersahabat), Kamis (25/7). Sejak acara dimulai, Angga tampak terlihat riang. Sesekali ia terlihat bercengkrama dan bercanda dengan teman-teman yang baru ditemuinya.

Meskipun sesekali Angga diolok-olok dengan sebutan "anak yatim" oleh teman-teman barunya, Angga masih saja tersenyum. Candaan teman-teman barunya itu tak membuat Angga kecil hati dan bersedih. 

Diakuinya, Angga baru tinggal di Bandung sejak tiga pekan lalu. Sebelumnya, Angga tinggal bersama orang tuanya di Padang. Beberapa saat setelah ayahnya meninggal, Angga dan ibunya hijrah ke Bandung.

"saya dari Padang, baru tiga minggu tinggal di sini"

Tak dapat dipungkiri, Angga merasa sangat kehilangan sosok ayah yang juga tulang punggung keluarga. Dengan berkaca-kaca dan kalimat sederhana, Angga menceritakan penyebab ayahnya meninggal.

"Waktu itu kan ayah makan nangka banyak banget. Satu buah yang gede habis sendiri, terus abis itu makan rambutan. Abis makan, ayah sakit perut dan dibawa ke rumah sakit, eh ternyata meninggal," tutur Angga lirih.

Hari itu, Angga tidak sendirian. Sebanyak 461 anak lainnya merasakan kebahagiaan yang sama. Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid bekerja sama dengan PT. Kereta Api Indonesia menggelar acara Bersahabat yang diikuti oleh 462 anak di Jl. Perintis Kemerdekaan no. 1 Bandung.

Dalam kesempatan tersebut, PT Kereta Api yang diwakili oleh Kuncoro, Direktur Personalia, Umum dan IT menyerahkan bantuan sebanyak 94.680.000 kepada DPU Daarut Tauhiid yang diwakili oleh Asep Hikmat, Direktur Utama DPU Daarut Tauhiid. 

Selain mendapat santunan, anak-anak pulang dengan gembira karena mendapatkan bingkisan dan hiburan menarik selama acara. (Astri Rahmayanti/2013)


Sumber: www.dpu-online.com

Doa bersama 500 Anak Yatim-Dhuafa

Ini dia yang membuat aula kantor pusat PT Kereta Api Indonesia (KAI) ramai. Tak seperti biasanya, aula dipenuhi ratusan anak mulai dari usia SD hingga SMPMereka datang bukan untuk berbuka puasa seperti pada bulan Ramadan, apalagi bermain.

Jumat (12/11) siang, sebanyak 500 anak yatim dan dhuafa mengikuti doa bersama yang diselenggarakan Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) dan PT KAI. Adapun anak yatim dan dhuafa tersebut berasal dari berbagai panti asuhan se-Kabupaten dan Kota Bandung.

Ustadz Fuad Muchsin memandu doa bersama. Dalam doanya, peserta mendoakan agar diberikan kebaikan bersama, juga bagi bangsa Indonesia. Dalam kesempatan ini, PT KAI melalui DPU DT menyumbangkan donasi sebesar Rp.52.825.000,- untuk anak yatim dan dhuafa. (Astri Rahmayanti & Neni Fauziah/2010)

Bersahabat bersama Teh Ninih

www.dpu-online.com
Seratus anak tampak berkumpul mendengarkan tausiyah dari Ninih Muthmainnah. Ustadzah yang akrab disapa dengan panggilan Teh Ninih itu, asyik bercerita mengenai bagaimana menjadi anak saleh dan salehah. Berbakti kepada kedua orangtua walau mereka sudah meninggal dunia. Walau sudah menjelang waktu berbuka puasa, tapi anak-anak itu tetap serius mendengarkan.

Sabtu (20/7), Dompet Peduli Ummat (Dpu) Daarut Tauhiid mengadakan acara Berbuka bersama Anak Yatim dan Dhuafa (Bersahabat) di Mall Pasteur Hyper Point (PHP) Bandung. Acara dimulai sejak pukul 13.00 WIB. Diawali dengan perlombaan berupa menggambar, mewarnai, pildacil, hafalan quran, dan adzan. 

Setelah salat ashar berjamaah, acara dilanjutkan dengan hiburan nasyid dari Team Five dan pembagian hadiah di setiap kategori lomba. Tepat pukul 17.00 WIB, Teh Ninih hadir di tengah-tengah anak yatim dan dhuafa tersebut. Berbagi ilmu Islam dan kebahagiaan bersama mereka. (Suhendri Cahya Purnama/2013)


Sumber: www.dpu-online.com

Sabtu, 27 Juli 2013

Kisah Penanam Duri

www.dpu-online.com
Selain kisah-kisah popular yang menggugah nurani dari "Chicken Soup", sampai saat ini saya juga tidak pernah kehilangan kekaguman setiap kali membaca dan menikmati kisah-kisah dari Jalaluddin Rumi. Seorang sufi besar yang karya-karyanya tidak saja mengisi khazanah perbendaharaan kisah klasik di dunia Timur kaum Muslimin. Tetapi, sampai saat ini juga sangat digemari oleh masyarakat Barat yang sudah kehilangan semangat religi dan mengalami kegersangan spiritual.

Jalaluddin Rumi pernah bercerita tentang seorang penduduk Konya yang punya kebiasaan aneh, ia suka menanam duri di tepi jalan. Ia menanami duri itu setiap hari sehingga tanaman berduri itu tumbuh besar. Mula-mula orang tidak merasa terganggu dengan duri itu. Mereka mulai protes ketika duri itu mulai bercabang dan menyempitkan jalan orang yang melewatinya. Hampir setiap orang pernah tertusuk durinya. Yang menarik, bukan orang lain saja yang terkena tusukan itu, si penanamnya pun berulang kali tertusuk duri dari tanaman yang ia pelihara.

Petugas Kota Konya lalu datang dan meminta agar orang itu menyingkirkan tanaman berduri itu dari jalan. Orang itu enggan untuk menebangnya. Tapi akhirnya setelah perdebatan yang panjang, orang itu berjanji untuk menyingkirkannya keesokan harinya. Ternyata di hari berikutnya, ia menangguhkan pekerjaannya itu. Demikian pula hari berikutnya, janjinya tidak pernah ia tunaikan. Hal itu terus menerus terjadi, sehingga akhirnya, orang itu sudah amat tua dan tanaman berduri itu kini telah menjadi pohon yang amat kokoh. Orang itu menjadi lemah, sakit-sakitan dan tak sanggup lagi untuk mencabut pohon berduri yang ia tanam.

Sebagaimana biasanya, selalu di akhir ceritanya, Rumi berkata, "Kalian, hai hamba-hamba yang malang, adalah penanam-penanam duri. Tanaman berduri itu adalah kebiasaan-kebiasaan buruk kalian, perilaku yang tercela yang selalu kalian pelihara dan sirami. Karena perilaku buruk itu, sudah banyak orang yang menjadi korban dan korban yang paling menderita adalah kalian sendiri. Karena itu, jangan tangguhkan untuk memotong duri-duri itu. ambillah sekarang kapak ‘Haydar' dan tebanglah duri-duri itu supaya orang bisa melanjutkan perjalanannya tanpa terganggu oleh kamu."

Dengan kisah ini sebenarnya Rumi mengajarkan kepada kita bahwa perjalanan tasawuf dimulai oleh pembersihan diri dengan pemangkasan duri-duri yang kita tanam melalui perilaku kita yang tercela. Jika tidak segera dibersihkan, duri itu satu saat akan menjadi terlalu besar untuk kita pangkas dengan memakai senjata apa pun.

Praktik pembersihan diri itu dalam tasawuf disebut sebagai praktek takhliyyah, yang artinya mengosongkan, membersihkan, atau mensucikan diri. Seperti halnya jika kita ingin mengisi sebuah botol dengan air mineral yang bermanfaat, pertama-tama kita harus mengosongkan isi botol itu terlebih dahulu. Sia-sia saja apabila kita memasukkan air bersih ke dalam botol, jika botol itu sendiri masih kotor. Proses pembersihan diri itu disebut takhliyyah. Kita melakukan hal itu melalui tiga cara: al-ju'iatau lapar (upaya untuk membersihkan diri dari ketundukan kepada hawa nafsu), as-sumtu atau diam (upaya untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang tumbuh karena kejahatan lidah), danshaum.

Setelah menempuh praktik pembersihan diri itu, para penempuh jalan tasawuf kemudian mengamalkan praktek tahliyyah. Yang termasuk pada golongan ini adalah praktek zikir dan khidmat atau pengabdian kepada sesama manusia.

Mengenai zikir yang dijadikan praktik dalam pembersihan diri, ada sebuah kisah menarik lainnya. Suatu saat, Imam Ghazali ditanya oleh seseorang, "Katanya setan dapat tersingkir oleh zikir kita, tapi mengapa saya selalu berzikir namun setan tak pernah terusir?" Imam Ghazali menjawab, "Setan itu seperti anjing. Kalau kita hardik, anjing itu akan lari menyingkir. Tapi jika di sekitar diri kita masih terdapat makanan anjing, anjing itu tetap akan datang kembali. Bahkan mungkin anjing itu bersiap-siap mengincar diri kita, dan ketika kita lengah, ia menghampiri kita." 

Al Ghazali lalu meneruskan, "Begitu pula halnya dengan zikir. Zikir tidak akan bermanfaat jika di dalam hati masih kita sediakan makanan-makanan setan. Ketika sedang memburu makanan, setan tidak akan takut untuk digebrak dengan zikir mana pun. Pada kenyataannya, bukan setan yang menggoda kita tetapi kitalah yang menggoda setan dengan berbagai penyakit hati yang kita derita. Zikir harus dimulai setelah kita membersihkan diri kita dari berbagai penyakit hati dan menutup pintu-pintu masuk setan ke dalam diri kita."

Dalam Islam, seluruh amal ada batas-batasnya. Misalnya amalan puasa, kita hanya diwajibkan untuk menjalankannya pada bulan Ramadan saja. Demikian pula amalan haji, kita dibatasi waktu untuk melakukannya. Menurut Imam Ghazali, hanya ada satu amalan yang tidak dibatasi, yaitu zikir. Al-Quran mengatakan, "Berzikirlah kamu kepada Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab [33]: 41).

Dalam amalan-amalan lain selain zikir yang diutamakan adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya. Yang penting adalah baik tidaknya amal bukan banyak tidaknya amal itu. Kata sifat untuk amal adalah ‘amalan shaliha bukan ‘amalan katsira. Tapi khusus untuk zikir, Al-Quran memakai kata sifat dzikran katsirabukan dzikran shaliha. Betapa pun jelek kualitas zikir kita, kita dianjurkan untuk berzikir sebanyak-banyaknya. Karena zikir harus kita lakukan sebanyak-banyaknya, maka tidak ada batasan waktu untuk berzikir.

Anda ingin hidup bahagia? Anda ingin setan terusir dalam kehidupan? Tebanglah tanaman berduri yang hingga saat masih kita pelihara dalam diri kita. Selamat mencoba. Wassalam! (Syamsu Dharma al-Banjari)

Tebar Paket Lebaran Kota Sleman

www.dpu-online.com
Selain program Bersahabat (Berbuka bersama Anak Yatim dan Dhuafa), Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) selama bulan Ramadan juga memiliki program charity berupa penyebaran paket lebaran bagi para dhuafa, yaitu Tebar Paket Lebaran.

Kamis (26/8), DPU DT Yogyakarta memberikan 78 paket lebaran bagi para buruh penambang pasir di Pelemsari, RT 01 s/d 04, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Paket berisikan bahan-bahan sembako, seperti mie instan, minyak goreng, gula pasir, makanan kecil, dan sirup minuman.  

Masyarakat di daerah ini memiliki pekerjaan sebagai penambang pasir dengan penghasilan di bawah standar kelayakan. Hal ini yang menjadi alasan dipilihnya daerah Umbulharjo sebagai lokasi program Tebar Paket Lebaran. Agar dapat berbagi kebahagiaan bersama-sama mereka merayakan hari kemenangan. (Yudhi Widyatmoko/2010)

Ada Spongebob di Pengungsian Merapi

Spongebob, siapa tak kenal dengan tokoh kartun yang satu ini. Ahad (31/10), Spongebob berkunjung ke posko Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT). Kehadirannya membuat anak-anak pengungsi Merapi begitu senang dan bangun dari duduknya. Seketika anak-anak pengungsi menyemut dan menyalami boneka Spongebob itu.

Spongebob tak sendirian. Ditemani badut yang pandai bermain sulap, bahu-membahu mereka menghibur anak-anak pengungsian. Walau hanya sejam (pukul 13.30 WIB-14.30 WIB), anak-anak begitu terhibur dengan kehadiran keduanya. Apalagi ketika badut mulai mempertunjukkan kebolehannya bermain sulap, anak-anak semakin ceria. Terutama ketika mereka ikut serta terlibat permainan sulap.

Spongebob dan badut sengaja didatangkan DPU DT untuk menghibur anak-anak pengungsian. Tak hanya anak-anak, orang tua mereka juga ikut terhibur. Melalui acara ini, diharapkan dapat mengurangi rasa trauma pada anak-anak. (Astri Rahmayanti/2010)

Okky Asokawati di Muslimah Expo 2010

Ahad (5/12), wajah Okky Asokawati menghiasi panggung Muslimah Expo Daarut Tauhiid. Kali ini, bukan untuk memeragakan busana atau pun berakting. Kehadirannya sebagai pemateri dalam kajan spesial muslimah akhir tahun, Muslimah Expo 2010.

Satu jam lebih, model sekaligus bintang iklan ini menyapa para muslimah yang berkumpul di Dome Sentral 5, Kompleks Pesantren Daarut Tauhiid. Acara Muslimah Expo sendiri telah diselenggarakan sejak Selasa (30/11) hingga Sabtu (11/12).

Okky berkesempatan mengupas permasalahan muslimah saat ini. Perbincangan akrab dan santai pun menghangatkan suasana siang yang diguyur hujan. Okky berkali-kali memotivasi muslimah untuk tidak “ketinggalan zaman”. Karena, muslimah memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan ini. (Astri Rahmayanti/2010)

Sanlat Liburan: Mencerdaskan, Menyenangkan

www.dpu-online.com
"Siapa di sini yang ingin jadi orang sukses? Siapa di sini yang ingin jadi orang hebat?" Tak ada satu orang pun yang tidak mengangkat tangannya. Riuh rendah tawa, tepuk tangan dan celoteh peserta sanlat liburan menggema di ruang utama Mesjid Al-Wafa Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Wafa, Kampung Ciherang, Kecamatan Banjaran. 

Dalam deretan peserta terlihat sosok yang selalu ceria dan antusias menyimak setiap materi. Namanya Ririn Sulistyaningsih. Siswa kelas VIII SMP Umi Kultsum Banjaran ini merupakan salah satu peserta sanlat liburan yang diadakan oleh Lembaga AmilZakat Nasional Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid DT. 

Bocah yang lahir 13 tahun lalu ini, dilahirkan dalam keluarga sederhana. Ibunya berprofesi sebagai pedagang. Tapi kondisi itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus bersekolah. 

Semangatnya tersebut tidak sia-sia. Ririn berhasil memperoleh beasiswa untuk sekolahnya. Ririn yakin dengan sekolah dan rajin belajar, ia dapat mencapai cita-citanya menjadi seorang guru. Sebuah cita-cita yang  mulia. Karena menurut Ririn, jika menjadi seorang guru ia bisa berkontribusi mencerdaskan bangsa. 

Meskipun sudah ditinggalkan oleh ayah tercinta ketika usianya dua tahun, Ririn tumbuh menjadi sosok yang ceria, selalu semangat, ramah, dan pintar. Karena sifatnya itu, ia memiliki banyak teman. 

Dengan senyum yang terus mengembang pada wajah anak kelima dari lima bersaudara ini, Ririn menceritakan saat akan mengikuti sanlat liburan. Tadinya ia merasa ragu meminta ijin pada ibunya. Takut tidak diberi ijin. Tapi, setelah mencoba ternyata ibunya mengijinkan bahkan memberikan Ririn pesan agar semangat dan sungguh-sungguh mengikuti sanlat. 

Perjalanan yang harus ditempuhnya lumayan jauh, sekitar satu jam untuk sampai ke lokasi sanlat liburan. Tapi itu tidak menjadi kendala baginya. Semangat untuk belajar terus ia perlihatkan. 

Semangat dan antusiasnya dalam mengikuti sanlat pun membuahkan hasil. Ririn memperoleh predikat sebagai peserta terbaik sanlat liburan. Namun, itu tidak membuatnya tinggi hati. Justru membuatnya bertekad menjadi lebih baik dari sebelumnya.  

Sanlat liburan ini diadakan selama dua hari, yaitu Rabu (13/7) dan Kamis (14/7), diikuti sebanyak 130 peserta siswa SD dan SMP se-kecamatan Banjaran, Bandung . Tujuannya untuk mencetak generasi yang berimtak dan berimtek. Termasuk juga mengisi liburan sekaligus menyambut bulan suci Ramadan 1432 H. 

Hari pertama, diisi berbagai materi motivasi, lalu diakhiri dengan qiyamul lail bersama. Hari kedua, full outdoor(kegiatan luar ruangan), yaitu diisi dengan berbagai simulasi dan diakhiri dengan pembagian hadiah serta door prize bagi untuk para peserta. Sebelumnya kegiatan serupa diadakan di Kecamatan Tanjung Medar, Sumedang, Ahad (26/6) hingga Senin (27/6). (Neni Nur Fauziah/2011)


Sumber: http://www.dpu-online.com/news/detail/1594

Jumat, 26 Juli 2013

Semarak Tarhib Ramadan 1433 H

www.dpu-online.com
Menyampaikan pesan kebaikan dapat dilakukan melalui cara apa saja. Salah satunya dengan pawai menyusuri jalan, baik denganberjalan kaki maupun menggunakan kendaraan. Cara itulah yang dilakukan Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid cabangLampung dan Bogor dalam menyambut Ramadan kali ini (1433 H) 

Lampung

Sabtu (14/7), selepas melaksanakan salat ashar, tim DPU Daaarut Tauhiid beserta rombongan turun ke jalan. Kehadiran boneka karakter Ipin dan Upin rupanya cukup menyita perhatian masyarakat yang dilaluinya. Selain mengajak masyarakat untuk menyiapkan diri menghadapi Ramadan, acara ini juga bertujuan menyosialisasikan zakat, Infak, dan sedekah.

Tarhib berlanjut pada Ahad (15/7) pagi, bertempat di mushola Hijir Ismail, Dusun Tanjung Waras, Desa Merak Batin, Natar. Dihadiri warga sekitar, donator dan undangan. Tema acaranya adalah Sambut Ramadan dengan Qolbun Saliim' disampaikan oleh Ustaz Arifudin Maksum secara atraktif.

Bogor
Sama halnya dengan Lampung, Bogor mengemas tarhib Ramadan tahun ini dengan lebih semarak lagi pada Ahad (15/7). Selain pawai, tarhib kali ini juga dimeriahkan dengan aneka perlombaan dan bazar.

Seperti yang dirasakan oleh Lukman (10), yang wajahnya terlihat merona. Ia senang karena terpilih sebagai juara pertama lomba tahfidz al-Quran yang diselenggarakan DPU Daarut Tauhiid Bogor. Nabila (7) pun senang karena menjadi juara lomba mewarnai. Dia sama sekali tidak menyangka akan menjadi juara. "Hobinyaemang menggambar," ujar Nabila.

Kedua perlombaan tersebut merupakan rangkaian kegiatan DPU Daarut Tauhiid Bogor dalam menyambut Ramadan. Selain perlombaan, tarhib juga dimeriahkan dengan marawis, pelayanan kesehatan gratis, bekam, serta tausiyah. Ada juga beragam stand bazar mulai dari buku, pakaian, hingga alat-alat kesehatan.

Ramadan kali ini DPU Daarut Tauhiid mengusung tema < ‘Zakat Tanda Cinta'. Ketua DPU DT Bogor Suminta menjelaskan, bahwa Zakat Tanda Cinta adalah suatu bentuk manifestasi cinta seorang hamba kepada Allah SWT. (Astri Rahmayanti; Basrianto; Taufik Hidayat/2012)