Sabtu, 20 Juli 2013

Rahasia di Balik Sedekah

www.dpu-online.com
"Saya bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bersedekah. Dan saya bersyukur bisa mengabdi kepada orangtua."

Nama Thomas Waluyo mungkin agak asing di telinga sebagian orang. Namun saat ia bercerita mengenai perjalanan hidupnya dan hikmah sedekah, kisah ayah dari tiga orang anak ini begitu  menginspirasi. Membuat takjub siapa pun yang mendengarnya.

Ya, selama ini keutamaan sedekah dan hikmah pengabdian kepada orangtua biasanya didapat melalui buku bacaan, internet, atau mendengarkan lewat ceramah. Tapi melalui cerita yang dituturkannya, hikmah dari sedekah dan pengabdian kepada orangtua begitu terasa.

Sedekah Memberi Banyak Hikmah
Terlahir dari keluarga berkucukupan membuat Thomas tidak bangga dengan apa yang dimilikinya. Baginya, kehidupan ini adalah sebuah amanah dan mesti dipertanggungjawabkan kelak. Kehidupannya sama sekali bukan tanpa ujian. Besarnya ujian yang ditempuh, sebanding dengan hikmah yang didapatkan. Itu prinsip hidup yang diyakini Thomas.

Sedekah rupanya memiliki tempat tersendiri di hati lelaki kelahiran 29 Juni 1960. Baginya, sedekah sudah menjadi bagian yang tak bisa terpisahkan. Sedekah adalah penolak bala. Sedekah telah membuat rasa syukur singgah di hatinya. Tak mampu diungkapkan kata-kata, tak tergambarkan oleh rangkaian huruf, bahkan kalimat sekali pun.

Pekerjaan Thomas sebagai pengelola jasa pengiriman barang (kurir), begitu disyukurinya. Amanah tersebut mengharuskan Thomas melalui berbagai medan yang tak mudah. Tak jarang, Thomas pun harus menjangkau daerah yang sulit dijamah manusia. Peristiwa demi peristiwa membuat Thomas semakin yakin akan pertolongan-Nya. Semakin yakin akan janji-Nya, dan membuatnya semakin bersyukur.

Ada kisah yang membuat keyakinan itu tumbuh subur dalam dirinya. Sebuah kejadian tragis menimpa Thomas dan rekannya pada suatu hari. Dalam perjalanan pulang, mobil yang ditumpanginya tergelincir dan terguling sampai beberapa kali. Mobil naas itu pun sampai ke bibir jurang dan sebagian besar badan mobil telah siap terjun ke dasar jurang. Namun, kehendak Allah berkata lain. Thomas dan rekannya selamat. Mobil yang mereka tumpangi hanya cukup berhenti di bibir jurang. Allah menyelamatkan mereka.

Kisah lain terjadi di hutan Flores. Saat itu. Thomas dan rekan-rekannya mengirim barang menggunakan truk besar. Siang itu, Thomas dan rekannya harus melewati hutan yang jarang dilalui manusia. Kondisi jalan begitu mengkhawatirkan, apalagi untuk mobil seukuran truk. Tak sedikit orang yang memperingatkan bahwa mereka tak akan mampu melewati hutan tersebut. Namun, Thomas berpikiran lain. "Allah pasti memberikan kemudahan. Saya begitu yakin. Kalau saya mundur atau menyerah, berarti saya telah mendzalimi orang lain," kenang Thomas. Selain itu, Thomas pun selalu mengingatkan baik sopir maupun penumpang untuk berdzikir sepanjang jalan.

Thomas maju dengan penuh keyakinan. Di tengah hutan, ada seorang laki-laki yang sedang membetulkan jalan. Sendiri di tengah hutan sambil menyusun bebatuan besar di sepanjang jalan. Sama sekali tak terpikirkan orang tersebut dari mana datangnya. "Saya pikir, loh kok dia mau sendirian di tengah hutan sambil memperbaiki jalan. Saya juga gak tahu dari mana dia datangnya," ungkap Thomas sambil sesekali menyunggingkan senyum.

Atas Kuasa Allah, syariatnya lelaki itu, mobil Thomas pun mampu melalui jalan tersebut. Thomas menghentikan mobilnya. Thomas merogoh kantongnya dan rekannya. Semua isi (uang) yang ada di kantongnya tersebut diberikan pada lelaki di tengah hutan itu. Lelaki tersebut begitu bahagia. Saat kembali menyalakan mesin mobil, tampak dari kaca spion, lelaki tersebut tersenyum dan melambaikan tangannya. Beberapa saat kemudian, saat kembali dilihat dari kaca spion, lelaki tersebut sudah tidak ada.

Itu hanya sebagian hikmah saja. Masih banyak cerita lain dari dahsyatnya sedekah.

Dahsyatnya Pengabdian Pada Orang Tua
Pengabdian kepada orangtua bagi Thomas tak sekadar memenuhi kebutuhannya secara materi. Baginya, orangtua adalah amanah yang amat besar dan tak ternilai. Walaupun kedua orangtuanya telah meninggal, pengabdian Thomas dan doa untuk mereka tak pernah putus.

Ada beberapa peristiwa penuh hikmah antara Thomas dan orangtuanya. Sebelum ayah Thomas meninggal, ayahnya pernah berpesan kalau dia ingin berhaji, baik masih hidup atau pun sudah meninggal. Ayah Thomas meninggal sebelum melaksanakan keinginannya.

Wasiat ayahnya tak pernah dilupakan Thomas. Namun tak sedikit juga saudaranya yang melupakan wasiat tersebut. Suatu hari, Thomas memenuhi wasiat ayahnya tanpa sepengetahuan saudara-saudaranya. Thomas menghajikan ayahnya dengan biaya yang tak terduga dari mana datangnya. Ia membutuhkan uang sebesar tiga puluh lima juta rupiah.

Setelah sampai di tanah air, rupanya Allah mengganti langsung pengorbanan Thomas untuk orangtuanya. Uang sebesar tiga puluh lima juta rupiah tersebut langsung jadi miliknya dari jalan yang tidak disangka-sangka. Saat itu, Thomas semakin yakin atas kebenaran-Nya dan dahsyatnya pengabdian kepada orangtua.

Setelah ayah Thomas meninggal, beberapa saat kemudian ibunya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Dari 10 bersaudara, Thomas adalah satu-satunya anak yang tak pernah meninggalkan ibunya. Thomas merawat ibunya dengan sepenuh hati. Bahkan, ketika ibunya buang air besar atau kecil, Thomas tak segan-segan membersihkannya. Thomas melakukannya dengan senang hati walaupun saat itu perusahaannya sedang goyah. Namun, Thomas lebih memilih merawat ibunya dan perusahaanya diurus oleh saudaranya.

"Saya bersyukur, walaupun saya mengurus ibu saya tidak sampai seujung kukunya. Saya masih diberi kesempatan dan saya masih terlalu banyak kekurangan," kenang Thomas.

Bagi Thomas, ada beberapa prinsip hidup yang tak boleh dilanggar sampai kapan pun. Yaitu berbuat hanya karena Allah, bekerja keras, jujur (tidak mendzalimi), tidak sombong, tetap bersedekah dalam kondisi apa pun, dan mengabdi pada orangtua. Itulah prinsip yang dipegang Thomas dalam menjalankan kehidupannya. Tak hanya itu, prinsip tersebut ia tularkan juga kepada keluarga dan karyawan-karyawan di perusahaannya. Ini hanya sedikit cerita dari Thomas tentang dahsyatnya bersedekah. Semoga terinspirasi.


BIODATA
Nama: Thomas Waluyo

Lahir: 29 Juni 1960

Pekerjaan: Pengusaha

Istri: Normalina Pane

Anak :
Nurul Ulfah (23 th)
Mashuri Waluyo (22 th)
Muthmainah (14 th)

Alamat: Jalan Katalina nomor 108 C Bulak Kapal, Bekasi Timur

(Astri Rahmayanti, Majalah Swadaya Edisi Agustus '10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar