Kamis, 11 Juli 2013

Menjadi Ahli Syukur

www.dpu-onlline.com
KITA ingin hidup ini terasa nikmat, tapi kalau tidak tahu ilmunya nikmat yang ada jadi laknat. Makanan enak tidak disyukuri menjadi tidak enak, baju yang bagus tidak disyukuri terasa jelek, begitupun dengan penghasilan yang tidak disyukuri tidak terasa nikmat. Sungguh, orang yang tidak bersyukur sama artinya dengan berusaha menghilangkan nikmat.


Rasulullah dalam sabdanya, menggolongkan orang yang senantiasa bersyukur itu ke dalam ‘manusia ajaib’. Apabila diberi kesenangan dia bersyukur, syukur jadi kebaikan dan jika diberi musibah dia bersabar, sabar jadi kebaikan. Jika seseorang punya dua keterampilan ini dapat dipastikan hidupnya beruntung. 

Adapun ciri dari ahli syukur tersebut di antaranya: pertama, hatinya tidak pernah merasa memiliki kecuali semuanya milik Allah. Orang yang memiliki ciri ini ketika diberi rizki yang berlebih tidak sombong begitupun ketika rizki yang sedikit tidak minder, ketika melihat kelebihan orang lain tidak iri, ketika mejemput rizki tidak licik, dan ketika rizki hilang tidak sakit hati karena semua yang dimiliki hanyalah titipan Allah. Ciri ahli syukur yang kedua, lisannya selalu basah dengan do’a syukur seperti hamdalah. Ciri ini selalu melihat ke bawah dalam urusan dunia. Orang yang pandangannya ke atas hampir dipastikan kurang bersyukur. Yang dilihat hanyalah kekurangan. Seperti ketika melihat tetangganya punya mobil baru yang dilihat mobil barunya sementara mobil yang dia punya tidak disyukuri. Begitupun ketika ada anggota badan kita yang tidak sempurna maka yang dilihat ketidaksempurnaannya. Padahal masih banyak anggota badan lain yang memang harus disyukuri. Kita harus mulai mempelajari ilmu cina “Syukuri setiap keadaan”. 



Ciri yang ketiga berterimakasih kepada yang jadi jalan nikmat. Dengan cara mengingat jasa, pengorbanan, kebaikan orang lain. Bagi kita pantang melupakan kebaikan sekecil apapun walaupun kita sudah dihina, dicaci. Ciri yang ke-empat gunakan nikmat yang ada untuk mendekat kepada Allah; mata dipakai untuk tilawah, lisan dipakai untuk berzikir, begitupun dengan uang yang ada dipakai untuk bersedekah. Itu bukti rasa syukur kepada Allah SWT. Ciri kelima menyampaikan nikmat kepada orang lain agar orang lain mendekat kepada Allah. Berbeda dengan riya. Sampaikan nikmat yang telah Allah berikan kepada orang lain dengan maksud orang lain meniru kebaikan yang telah kita lakukan semata-mata karena ingin dipuji Allah, bukan menyampaikan kebaikan dengan harapan dirinya mendapat pujian. Jadikan diri sebagai pengantar bagi orang lain untuk lebih mendekatkan kepada Sang Pemberi Rizki. 

Saudaraku, begitu banyak rizki yang telah Allah berikan, begitu luas nikmat yang dapat kita rasakan. Namun, seberapa banyak rasa syukur kita panjatkan? Seberapa sering lisan kita basah dengan ucapan hamdalah?dan Seberapa besar rizki yang kita punya, terasa nikmat oleh orang lain? Untuk itu, marilah kita syukuri semua nikmat yang ada. Yakinlah dengan janji Allah yang akan melipatgandakan rizkinya bagi orang yang senantiasa bersyukur. Semoga kita digolongkan menjadi Ahli Syukur. Amiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar