Senin, 15 Juli 2013

Kiat Menjadi Bangsa yang Akur

SEMOGA kita diberi kemampuan untuk tidak hanya mengeluhkan bangsa ini, namun justru mulai berupaya memperbaiki kondisi bangsa kita. Amiin. 

Tidak ada satupun manusia yang berpesan untuk lahir disuatu tempat. Tidak ada yang salah jika ia terlahir menjadi masyarakat tertentu. Menjadi orang Batak, Sunda, Jawa, bukanlah kesalahan kita. Sehingga, kita tidak semestinya mempermasalahkan hal tersebut. 


Perbedaan seharusnya membuat kita menjadi sinergi, saling melengkapi. Bukankah kita lahir karena perbedaan ayah dan ibu kita? Allah menciptakan kita yang berbeda satu sama lain adalah untuk saling mengenal. Dan, orang yang paling mulia diantara semua manusia adalah orang yang paling mengenal Allah. Salah satu cirinya adalah yang berakhlak mulia, baik kepada Allah juga terhadap sesama manusia. 


Beberapa prinsip yang dapat kita aplikasikan agar bangsa kita akur, antara lain: pertama, jangan lihat perbedaan, tapi lihat persamaan yang ada. Biasanya bila kita merasa berbeda suku, berlainan keyakinan atau pemahaman, kita kerap menganggapnya sebagai musuh. Seharusnya, cari persamaannya dahulu. Misalnya dengan organisasi Islam lain, persamaannya adalah sama-sama Islam. Dengan agama lain, persamaannya adalah sama-sama manusia. Tetapi, tentu persamaan yang kita cari harus realistis dan benar. Yang terpenting, ketika timbul masalah, jangan dulu ribut mencari perbedaan, karena pasti akan kian meruncing. 


Kedua, kalau mau akur, kita harus belajar mencari kelebihan oranglain untuk disinergikan dengan kelebihan kita. Ada sebuah kisah, ketika haji seorang nenek mempunyai penyakit katarak sehingga penglihatannya kurang jelas. Nenek lainnya tidak bisa berjalan, kakinya sakit. Keduanya tidak bisa kemana-mana. Tidak lama, kedua nenek ini menghilang. Setelah diselidiki, didapati keduanya sedang thawaf. Nenek yang matanya katarak menuntun nenek yang kakinya sakit, sedang nenek yang kakinya sakit menunjukkan jalan.. 


Subhanallah, sungguh luar biasa. Ternyata kalau yang lemah bersatu dengan yang lemah, bersinergi, insya Allah akan menjadi sebuah kekuatan. Oleh karena itu, daripada sibuk mencela bangsa, coba cari kelebihan tetangga, teman, lalu bergabung, bekerjasama, bersinergi. Mudah-mudahan dengan begitu kita menjadi mampu menghadapi masalah yang ada. 


Ketiga, jangan sibuk mencela orang lain. Setiap kita tidak ada yang sempurna. Belajarlah untuk bijak. Kekurangan oranglain harusnya menjadi ladang amal, ladang ilmu bagi kita. 

Sumber: http://www.dpu-online.com/artikel/detail/1/135/Menjadi%20Bangsa%20yang%20Akur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar