Minggu, 16 Juni 2013

Salam: "Swadaya yang Kurindu"

Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU Daarut Tauhiid) lahir dari kebutuhan akan manajemen yang lebih profesional dalam pengelolaan dana umat, berupa zakat, infak, sedekah, dan sebagainya. Kelahiran sebuah lembaga pengelola dana umat ini, tentunya harus diimbangi dengan pelaporan berbagai hal menyangkut kegiatan tersebut, seperti keuangan, dokumentasi program, edukasi, dan sebagainya.

Salah satu upaya efektif untuk bisa mengakomodir semua hal tersebut adalah melalui media massa. Dalam hal ini berkaitan dengan media internal lembaga. Maka, lahirlah media yang bernama Jurnal MQ. Di dalamnya berisi laporan keuangan, dokumentasi program, edukasi, dan lain-lain.


Memang, dalam periode-periode tertentu terdapat beberapa perubahan, baik sisi konten, layout,maupun bentuk dari media internal ini. Jurnal MQ pun kemudian berubah menjadi Majalah Swadaya di tahun 2002. Perubahan tersebut ialah sebuah keniscayaan dari suatu perjalanan episode sejarah kehidupan di dunia. Jangankan urusan yang besar, urusan-urusan yang kecil pun tidak bisa dilepaskan dari yang namanya perubahan.

Adalah kekurangpahaman bagi siapa pun yang tidak bisa memahami roda perubahan kehidupan ini. Contohnya di rumah tangga. Ketika tahun-tahun lalu anak-anak kita masih kecil-kecil, belum sekolah. Beberapa tahun kemudian, mereka harus mulai mengenyam pendidikan formal, baik TK, SD, dan selanjutnya. Nah, perubahan itu harus kita sikapi pula dengan perubahan diri kita, seperti cara mendidik, mengatur pola kebiasaan antara kerja dan mengantar jemput anak sekolah, hingga yang sangat penting pula adalah bagaimana penghasilan kita bisa lebih dari apa yang kita terima beberapa tahun lalu saat anak-anak belum bersekolah.

Demikian pula dengan kondisi Swadaya, setelah terjadi perubahan-perubahan beberapa kali, dua tahun terakhir ini belum terdapat perubahan. Maka, perlu kiranya terdapat lagi perubahan-perubahan untuk mengakomodir perkembangan zaman dan aspirasi dari ‘pemilik’ saham majalah Swadaya, yang tidak lain adalah para donatur DPU DT.

Harapan terjadinya perubahan adalah bagaimana media ini dapat semakin semangat mengawal amanah ummat, agar kami lebih baik dari waktu ke waktu dalam berkhidmat. Swadaya harus menjadi corong bagi kepentingan donator yang membutuhkan informasi atas amanahnya menitipkan dana zakat, infak, dan sedekah melalui DPU Daarut Tauhiid.

Di setiap periode selalu khas dengan sajiannya. Hal itu muncul karena kebutuhan dan mengakomodir aspirasi dari para donatur yang menyampaikan harapan-harapannya kepada redaksi untuk selanjutnya ditindaklanjuti. Pada satu periode Swadaya pernah memiliki konten yang sarat dengan ilmu, pernah sarat dengan mitra relasi plus ragam kerja samanya, dan terakhir, unsur konten-konten yang ringan lebih ditonjolkan oleh Swadaya. Tidak ada harapan lain dari kami, kecuali donatur dapat berkenan dengan sajian-sajian tersebut.

Swadaya harus menjadi representasi kepercayaan masyarakat lainnya bahwa DPU Daarut Tauhiid menjalankan amanah umat ini dengan sebaik-baiknya. Swadaya pun harus tetap menjaga independensinya dengan berpihak kepada kebenaran dan donatur dalam menyajikan informasi-informasinya. Di edisi yang ke-100 ini, yang diambil karena momentum yang unik saja untuk dipilih sebagai tema Swadaya kali ini. Semoga, kehadirannya yang ke-100 kali ini donatur tidak bosan untuk menerimanya. Dan di edisi-edisi mendatang, semakin dirindu kedatangannya. Hingga kapan pun Swadaya mesti terus dipercaya dan ditunggu untuk menjadi media sahabat keluarga. Sahabat yang memberi pertolongan ketika butuh, mengingatkan ketika lupa, menemani ketika sendiri. 

(H. Asep Hikmat, Direktur DPU Daarut Tauhiid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar