Rabu, 19 Juni 2013

Salam: "Migrasi Karakter"


PERJALANAN waktu adalah sebuah konsep berjalan maju atau mundur ke titik berbeda. Dalam waktu, mirip seperti kita bergerak dalam ruang. Ia bergerak dari satu titik ke titik lain. Sehingga gerak tersebut adalah sebuah keniscayaan. 

Pergerakan pada masa Rasulullah saw, sarat dengan dinamisitas. Nabi saw dan para sahabat menghadapi masa-masa perjuangannya seperti sebuah peluru yang melesat. Bergerak ke arah tujuan yang ditetapkan.

Bila waktu berupa tahun, seperti yang tengah kita hadapi saat ini berubah, dari tahun 2007/1428 menjadi 2008/1429, itu berarti terjadi pergerakan pula.

Ada pun dengan pergantian tahun Islam, bukannya tanpa alasan mendasar, tatkala mengacu pada peristiwa penting sejarah umat Islam, yakni hijrah/migrasi dari Mekah ke Medinah. Sebab peristiwa hijrah memiliki pesan yang mendalam untuk menjadi acuan perubahan. Bahkan secara hakiki sesungguhnya Rasulullah saw mengisyaratkan mengenai makna dari hijrah atau berpindah (migrasi), bahwa seorang muhajir adalah seseorang yang meninggalkan larangan Allah SWT. Artinya, orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan satu keadaan dalam wilayah dimurkai Allah, untuk kemudian berpindah kepada keadaan dia mendapatkan ridha dan rahmat Allah. 

Migrasi tersebut adalah migrasi spiritual. Ajaran beliau saw berisi pemahaman tertinggi mengenai migrasi, beliau mengajarkan kita prinsip-prinsip migrasi dalam kesempurnaan. Jika kita melaksanakannya, mematuhinya, mengalaminya dan bertingkah laku berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, kita akan mencapai migrasi yang sesungguhnya. Apa yang diajarkan Nabi saw kepada kita adalah hakikatnya adalah migrasi karakter, dari korupsi menuju kemurnian, dari kebakhilan menuju kepemurahan, dari keburukan menuju kebaikan, dari kegelapan menuju cahaya. Beliau saw mengajarkan kita untuk memahami nilai-nilai moral, dan dengan mencapai kesempurnaan dalam karakter, kita dapat meraih ridha-ullah, kepuasan Allah terhadap diri kita. Sedemikian rupa sehingga hal tersebut membentuk migrasi karakter.

Migrasi bagi kita yang terpenting juga adalah bagaimana hidup lebih bermakna. Keberadaan kita lebih terasa manfaatnya, baik bagi kebaikan diri kita, keluarga, terlebih sebanyak-banyaknya masyarakat dari mulai yang terdekat. Migrasi bagi kita pun sesungguhnya sebagai sebuah momentum introspeksi untuk mengevaluasi dan merencanakan kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru. 

Adapun bagi sebuah lembaga, bagaimana kita yang bergerak di dalamnya mulai introspeksi. Sudah sejauh mana lembaga kita berada di wilayah keridhaan Ilahi. Sudah sejauh mana keberadaan lembaga kita bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya masyarakat. 


Dari mulai lingkungan sekitar, hingga yang lebih luas. Keberadaan lembaga kita pun dituntut untuk mampu menjadi sarana bagi terwujudnya masyarakat yang lebih berdaya. Dengan demikian semua pihak memiliki tujuan yang sama di tahun baru ini, yakni lebih peduli untuk pemberdayaan masyarakat. Sehingga semakin kuat migrasi karakter kita semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar