Minggu, 23 Juni 2013

Keluarga, Pembentuk Generasi Islami


Berbicara mengenai generasi islami, tidak terlepas dari bagaimana pendidikan yang diberikan oleh orangtua terhadap anaknya. Generasi islami akan terbentuk apabila dalam satu keluarga diterapkan sistem pendidikan Islami. Yakni pendidikan berlandaskan nilai Islam sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah saw, sahabat, dan para salafushalih.

Pendidikan dalam keluarga sangatlah penting. Mengapa? Karena keluarga merupakan media pendidikan pertama bagi seorang anak. Sehingga pendidikan dalam keluarga seyogyanya dapat membangun fondasi kepribadian atau karakter islami pada anak. Ini nantinya akan menjadi benteng bagi anak dalam menghadapi berbagai pengaruh negatif dari lingkungan ketika ia dewasa kelak.

Berkaitan dengan hal tersebut, pakar muslim membagi ke dalam dua kategori mengenai pendidikan islami yang harus dilakukan dalam keluarga, yaitu:

1.     Pendidikan pra lahir (at-tarbiyah qabla al-wiladat)
Dalam Al-quran telah dijelaskan hal apa saja yang harus dilakukan sebelum seorang anak lahir, di antaranya:
·          Meminta pada Allah agar diberikan pasangan dan keturunan yang saleh, menyenangkan mata dan  mampu menjadi imam bagi orang-orang bertakwa. "Dan orang-orang yang berkata: Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan [25]: 74).

·          Meminta agar diberikan anak yang saleh sebelum janin tumbuh dalam rahim. "Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh." (QS. as-Shaffat [37]: 100).

·          Setelah janin tumbuh dalam rahim, berdoa dengan sangat memohon diberi keturunan yang tidak cenderung pada dunia, tapi lebih cinta beribadah, khidmat kepada Allah. "(Ingatlah), ketika isteri Imran berkata: Ya Rabbku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Ali Imran [3]: 35).

·         Setelah anak lahir, berdoa memohon perlindungan anak dari setan kepada Allah. "Maka tatkala isteri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: Ya Rabbku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk." (QS. Ali Imran [3]: 36 ).

2.     Pendidikan pascalahir (at-tarbiyah ba'da al-wiladat)
Setelah anak lahir, maka keluarga harus memberikan berbagai pendidikan untuk perkembangan diri atau karakter seorang anak. Di antara pendidikan tersebut adalah:
·         Pendidikan keimanan (tarbiyat al-imaniyat).
·         Pendidikan akhlak (tarbiyat al-khuluqiyat).
·         Pendidikan jasmani (tarbiyat al-jusmiyah).
·         Pendidikan intelektual (rarbiyat al-‘aqliyat).
·         Pendidikan jiwa (tarbiyat al-nafsiyat).
·         Pendidikan sosial masyarakat (tarbiyat al-ijtimaa'iyat).
·         Pendidikan seksual (tarbiyat al-jinsiyat).

Berbagai jenis pendidikan tersebut dapat terlihat dari perilaku islami, seperti:
·          Menyusui anak setelah lahir merupakan pendidikan nafsiyah dan jasmaniyah. "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan pernyusuan..." (QS. Al-Baqarah [2]: 233).

·          Akikah merupaan jenis pendidikan imaniyat dan ijtima'iyat yang mengandung hikmah usaha untuk mendekatkan anak sejak dini kepada Allah, Kegembiraan dengan mampu melakukan syariat Allah. Termasuk mempererat ikatan mahabbah (kecintaan) di antara sesama masyarakat dengan lahir anak baru. Nabi Muhammad saw bersabda, "Setiap anak tergadai dengan akikahnya yang disembelih pada hari ketujuh, dicukur (digunduli) dan diberi nama. (HR. Ahmad).

·          Khitan merupakan jenis pendidikan imâniyat dan jasmaniyat mengandung hikmah thaharat, yaitu menyiapkan anak untuk bersih dalam melaksanakan ibadah dan bagian dari kesehatan jasmani. Nabi Muhammad saw bersabda, "Potonglah darimu rambutmu dan berkhitanlah." (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

·          Mendidik akhlak dan mengajarkan ilmu merupakan jenis pendidikan khalqiyat dan ‘aqliyat. Rasulullah bersabda, "Ajarilah anak-anak dan keluarga kalian dengan kebaikan dan ajari pula etika sopan santun (akhlak)." (HR. Abdu al-Razaq).

·          Belajar salat merupakan jenis pendidikan imaniyat. Sebagaimana sabda Rasullullah, "Perintahlah anak-anak kalian salat selagi usia mereka tujuh tahun." (HR. al-Hakim).

·          Dipisahkan dari tempat tidur anak merupakan jenis pendidikan jinsiyat dan khalqiyat. Nabi Muhammad saw bersabda, "Jika telah berumur sembilan tahun pisahkan dari tempat tidurnya." (HR. Ibn Hibban).

Dengan demikian, pendidikan islami dalam keluarga sangat penting untuk  menyiapkan anak menjadi generasi muslim berkualitas. Bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya dan mampu menghadapi berbagai tantangan yang datang dari lingkungan.

(Neni Nur Fauziah, pendidik di sekolah Bintang Madani, Bandung)


Sumber: www.dpu-online.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar