Selasa, 18 Juni 2013

Salam: "Di Negeri Ini, Kaum Dhuafa Dilarang Sakit"


Mungkin itulah ungkapan yang tepat sebagai gambaran bagaimana sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan bagikaum miskin (dhuafa)Biaya kesehatan merupakan kata yang ‘sangat menakutkan' karena ketika sakit, apalagi harus dirawat, kaum dhuafa dihadapkan pada kenyataan membayar biaya pengobatan yang teramat tinggi.

Memang, pemerintah selama ini telah memberikan layanan kesehatan bagi rakyat miskin. Mulai dari program SocialSafety Net (jaring pengaman sosial bidang kesehatan)kemudian program Askeskin, dan terakhir program Jamkesmas (Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat). Pemerintah telah membuktikan betapa mereka peduli terhadap rakyatnya.

Namun, banyak yang menilai pelayanan dari pemerintah masih dilakukan setengah hati. Pemahaman program pelayanan hanya dipahami dalam kategori stakeholder pengambil kebijakan, pemberi pelayanan kesehatan dan pengelola dana. Sementara kebutuhan riil bagi  masyarakat miskin masih banyak terabaikan. Belum lagi jika dilihat dari kualitas pelayanan yang diberikan. Buktinya, tetap saja banyak orang miskin yang masih sulit mendapatkan pelayanan kesehatan.


Bagi sebagian dhuafa, jangankan untuk biaya pengobatan, menggunakan ambulance saja mereka harus bayar. Alat transportasi kesehatan yang dahulu gratis ini, seiring dengan kebijakan yang terus bergulir, kini tidaklah gratis lagi. Sektor kesehatan yang dahulu adalah sektor sosial, kini telah menjadi sektor komersil. Fasilitas kesehatan rupanya masih menjadi barang mewah di negeri ini.

Bagi keluarga dhuafa, ketika biaya pengobatan rumah sakit telah cukup memberatkan, sampai kemudian ujian kematian menjadi bagian takdir kehidupan si sakit. Mereka dihadapkan pada masalah baru, biaya penyewaan mobil jenazah yang mahal. Kemana mereka harus meminta bantuan?

Bermunculannya lembaga sosial Islam satu dekade terakhir ini, seperti LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang telah menggulirkan beragam program kemanusiaannya, sedikit banyak telah mengurangi beban pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya kaum dhuafa.

Dibangunnya berbagai lembaga pelayanan kesehatan semacam rumah sakit bersalin gratis,   layanan kesehatan cuma-cuma, diadakannya berbagai even pengobatan kesehatan sampai pada pengadaan fasilitas transportasi seperti ambulance dan mobil jenazah, telah membuktikan bahwa LAZ sungguh-sungguh concern kepada fakir dan miskin. LAZ telah menjelma sebagai tempat berbagi kaum dhuafa. LAZ pun telah menjadi mediasi bertemunya kedermawanan para aghniya (orang kaya) dengan nestapa kaum dhuafa.

Di bawah naungan program Sosial Kemanusiaan, LAZ DPU Daarut Tauhiid mempunyai program Layanan Kesehatan Gratis dan Bersalin Gratis. Sejak kurun waktu empat tahun ini, Mobil Layanan Kemanusiaan, Mobil Layanan Jenazah dan Mobil Layanan Kesehatan DPU Daarut Tauhiid sering terlihat melayani kaum dhuafa yang membutuhkan ‘uluran tangan'. Ketiganya dengan sepenuh hati secara purnawaktu, baik proaktif maupun responsive hadir dalam memenuhi panggilan klien. Home visit, mengantar dan menjemput pasien dari dan ke rumah sakit, mengantar dan menjemput jenazah dari rumah sakit ke rumah duka bahkan sampai pemakaman, jadi rutinitas sehari-hari.

Tidak jarang medan yang ditempuh begitu jauh, berliku dan terjal. Tapi bagi tim kemanusiaan DPU Daarut Tauhiid, selalu tersenyum penuh keikhlasan merupakan ‘obat mujarab' ketika tugas mengantar sudah sampai di tujuan. Ada secercah kebahagiaan ketika mampu menolong sesama yang membutuhkan. Semoga, semakin banyak yang merasakan manfaat dari keberadaan fasilitas layanan kemanusiaan ini.

(H. Cucu Hidayat, Manajer Umum & Operasional DPU Daarut Tauhiid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar