Jumat, 02 Agustus 2013

Berbagi Kepedulian Sosial bersama FIF dan ACC

Ahad (25/12), Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid mengadakan pemeriksaan dan pengobatan gratis untuk masyarakat di lingkungan Astra Biz Centre Jalan. Soekarno-Hatta, Bandung. Bekerja sama dengan Federal International Finance (FIF) dan Astra Credit Company (ACC) sebagai anak Grup Astra, bakti sosial digelar di Masjid al-Muslim Jalan Mengger, Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung.

Acara disambut antusias oleh masyarakat setempat. Ada sekitar 300 warga yang mengikuti kegiatan kepedulian sosial tersebut."Kami diberi amanah oleh perusahaan untuk menyalurkan dana kepedulian sosial ini di sekitar lokasi perusahaan," ujar General Affair Federal International Finance (FIF) Wahyu Yudianto, didampingi Beta sebagai Kepala Cabang Astra Credit Company (ACC) Bandung.

DPU Daarut Tauhiid dengan membawa mobil ambulance mengerahkan tim dokter dan tenaga perawat dari Pusat Kesehatan Terpadu (PKT) Daarut Tauhiid.

"Suatu kebanggaan bagi Grup Astra bisa bersilaturahmi dan membantu warga. Semoga dengan kegiatan sosial ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. Kami ingin dekat dengan warga," lanjut Wahyu.(Setiadi/2011)

Kisah Remaja Bertumpu Tangan Mengejar Mimpi

Miliaran butiran gerimis baru saja turun. Melengkapi suasana pedesaan yang dingin dan diselimuti kabut. Puluhan hektar ladang siap panen terhampar luas. Memanjakan mata dan membuat siapa pun berdecak kagum karena keindahannya.

Desa Cibeureum. Sebuah desa yang terletak di Bandung Selatan ini merupakan salah satu desa penghasil sayuran yang melimpah. Dari sanalah beragam sayuran dipasok untuk kebutuhan sehari-hari. Tak sedikit warga yang sejahtera karenanya. Namun tak sedikit pula yang masih hidup serba kekurangan. Salah satunya adalah Ai Sulastri (11), remaja perempuan penderita kelumpuhan sejak tujuh tahun lalu.

Ujian Beruntun
Di usianya yang masih belia, Ai harus memikul beban begitu berat. Hari-hari yang seharusnya digunakan untuk belajar dan bermain, malah ia gunakan untuk berdiam diri di rumah. Bukan tak ingin. Ai ingin sekali bisa bermain dengan teman-teman sebayanya. Namun, keterbatasan fisik membuat ia harus menganggap itu semua hanya mimpi.  

Ai menjadi yatim saat usianya baru menginjak tiga tahun. Ayah yang sangat Ai sayangi harus tiada karena liver yang bersarang di tubuhnya. Saat itulah, keluarganya harus ekstra kerja keras mempertahankan kehidupan.

Cobaan rupanya belum berakhir. Setelah sang ayah tiada, Ai kembali terkena musibah. Ai terjatuh dari atas bukit. Walau tidak terlalu tinggi tapi itu semua cukup membuat Ai sakit hingga berminggu-minggu. Demam tinggi tak terelakkan. Ketiadaan biaya membuat anak bungsu dari tiga bersaudara ini dirawat seadanya.

Bukannya sembuh, Ai semakin menderita karena kedua kakinya kaku dan nyaris tak bisa digerakkan. Telapak kakinya semakin membengkak dan menekuk ke dalam. Kemiskinan tak memberikan banyak pilihan. Ai dirawat seadanya. Jika masih memungkinkan, Ai hanya dipijat secara tradisional.

"Bukannya gak mau neng pergi ke dokter teh. Da mau gimana lagi, uangnya gak ada. Paling dipijat aja sama tukangnya dari Pangalengan," ujar Uneng (43), pengasuh sekaligus bibi Ai.

Ai merasa hari-harinya berjalan begitu lama. Apalagi setelah ibu tercinta pergi mencari nafkah ke Arab Saudi. Hari-hari yang biasa diisi dengan menonton televisi dan main dengan saudara-saudaranya, kini bertambah dengan menunggu sang ibu pulang. Ai sendiri tak tahu kapan ibunya pulang membawa mimpi-mimpi yang sangat diidamkan sejak dulu.

Mimpi-mimpi Sederhana
Sama seperti anak lain, Ai pun memiliki mimpi-mimpi yang sangat ingin dicapai. Mimpinya tak muluk-muluk. Sangat sederhana. Ai hanya ingin bisa seperti anak lainnya. Bisa berjalan, bersekolah, dan mengaji. Dengan segala keterbatasannya, Ai masih suka mengaji di masjid yang tak jauh dari rumahnya.

"Ai mah ingin sekolah biar pintar. Terus Ai juga suka mengaji di masjid dekat rumah, " tutur Uneng.

Ditemui di rumahnya yang begitu sederhana, di Kampung Cirawa, Desa Cibeureum, Ai dan keluarga terlihat bahagia. Senyum sumringah terlihat di wajahnya yang polos saat tim Sosial Kemanusiaan Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid datang membawa kursi roda, Kamis (2/2). Benda itulah yang sangat ia butuhkan saat ini. Dengan demikian, Ai tak harus repot-repot berjalan dengan kedua tangan dan menggusur badannya. Ai sekarang sudah bisa bermain di halaman rumahnya.

Tak dapat dipungkiri, Ai begitu merindukan ibu yang sangat mencintainya. Walau sekarang Ai tinggal dengan paman, bibi, dan kedua kakak yang sangat mencintainya, kehadiran sosok ibu begitu diinginkannya.

Setelah nekad berangkat tiga tahun lalu menjadi tenaga kerja wanita (TKW), Ai belum menerima kabar apa pun dari ibunya. Jangankan menerima kiriman uang untuk berobat, kabar keberadaannya juga tak terdengar sama sekali. Berbagai usaha telah dilakukan pihak keluarga, namun hasilnya nihil.

Baginya, mungkin hidup ini dirasa tak adil. Ujian demi ujian seakan tak berhenti menghujani. Namun, sungguh tidaklah demikian. Allah tak semata-mata memberikan ujian, tapi Ia hanya menguji kesungguhan umat-Nya. Inilah bentuk kasih sayang Allah bagi manusia yang senantiasa bersyukur dan bersabar. Sungguh, hanya itulah cara untuk meraih keridhaan Allah. (Astri Rahmayanti/2012)

Posko Mudik Lebaran

www.dpu-online.com
Mudik telah jadi tradisi masyarakat Indonesia. Tradisi ini bertepatan dengan Ramadan dan Idul Fitri (lebaran). Keinginan merayakan Idul Fitri bersama keluarga menjadi faktor utama untuk mudik. Namun, bagaimana jika perjalanan mudik terganggu karena faktor kesehatan atau kemacetan? Selain mengganggu kenyamanan, membahayakan keselamatan, juga menghabiskan banyak waktu dan tenaga.

Sebagai salah satu bentuk kepedulian kepada masyarakat, Santri Penanggulangan Bencana Daarut Tauhiid (SATGANA DT), Santri Siap Guna (SSG), bekerjasama dengan Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU DT) mengadakan Posko Mudik Lebaran 2010 . Sejak  Sabtu (4/9) hingga Rabu (15/9), mereka siap melayani pemudik yang melewati Jalan Cagak, Desa Ciherang RT 01/RW 03, Kecamatan Nagreg, Garut.

Ada pun bentuk pelayanan yang disediakan tim adalah penjagaan lalu lintas (bekerjasama dengan aparat polisi setempat) dan layanan kesehatan 24 jam. Seperti evakuasi korban kecelakaan lalu lintas, akupuntur, pijat refleksi, dan bekam.

Tak hanya para pemudik, masyarakat sekitar juga ikut merasakan layanan mudik ini. Seperti layanan mobilambulance dan bantuan kesehatan lainnya.

"Insya Allah untuk lebaran tahun berikutnya, SATGANA DT tidak hanya buka posko di Nagreg. Tapi juga di Ciater, Pantura, Cileunyi, dan tempat-tempat rawan kecelakaan lainnya. Mudah-mudahan SDM dan dana yang tersedia nantinya mencukupi," ujar Sukma Linto, anggota SATGANA DT saat dihubungi via telepon. (Astri Rahmayanti/2010)

'Menjamurnya' Program Desa Mandiri

WWW.DPU-ONLINE.COM
Program Desa Mandiri Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid kini semakin ‘menjamur'. Setelah berlangsung di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung, DPU Daarut Tauhiid kembali menambah jumlah wilayah Desa Mandiri. Ada empat wilayah baru yang menjadi garapan DPU Daarut Tauhiid, baik di daerah Kabupaten Bandung maupun Kabupaten Bandung Barat.

Sabtu (12/5), launching Desa Mandiri dilaksanakan di Desa Cikadum dan Desa Nyenang. Sebelumnya pada Kamis (10/5), acara serupa dilaksanakan di Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg. Acara launching Desa Mandiri berupa serah terima domba kepada para peternak, pemeriksaan dan pengobatan gratis, posyandu, penyuluhan, dan pemberian makanan tambahan.

Warga begitu antusias mengikuti acara tersebut. Banyak yang mengaku menunggu acara seperti ini, khususnya acara pengobatan gratis dan posyandu. Dikarenakan puskesmas kecamatan terletak cukup jauh, membuat sebagian besar warga enggan datang ke puskesmas. Jika memaksakan datang, maka ongkos dan biaya yang harus dikeluarkan untuk berobat terbilang besar.

Adapun selama acara berlangsung, di Desa Ciaro warga yang datang berobat sebanyak 163 warga dan puluhan balita mengikuti posyandu. Sedangkan di Desa Nyenang, warga yang mengikuti pengobatan gratis sebanyak 130 orang dan puluhan balita mengikuti posyandu.

Melalui penambahan wilayah Desa Mandiri ini, diharapkan lebih banyak warga yang merasakan manfaat program dari DPU Daarut Tauhiid. Banyak manfaat yang ditawarkan melalui program Desa Mandiri, yakni Usaha Ternak Mandiri (UTM), pengobatan gratis dan posyandu, dan Beasiswa Prestatif. (Astri Rahmayanti/2012)

Layanan Kesehatan bersama IKMS

www.dpu-online.com
Jumat (13/7) pagi, puluhan warga Cibolang, Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan terlihat menyemut di posyandu desa. Balita, remaja, ibu hamil, hingga lansia antre di tempat pendaftaran pemeriksaan dan pengobatan gratis yang diselenggarakan oleh Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid. 

Bekerja sama dengan Ikatan Karyawan  Muslim Star Energy (IKMS) Wayang Windu, acara berhasil menjaring 171 warga. Dalam pelaksaanaannya, fasilitas yang ada tak hanya berupa pemeriksaan gratis, tapi juga pemberian obat, pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita. Semuanya diberikan cuma-cuma

Mengawali acara, Dadan Junaedi selaku Kabag Pendayagunaan DPU Daarut Tauhiid secara simbolis memberikan beasiswa untuk 10 siswa SD dan SMP berprestasi di daerah tersebut. Semoga kehadiran DPU Daarut Tauhiid dan IKMS Wayang Windu dapat dirasakan manfaatnya bagi warga sekitar. Aamiin. (Astri Rahmayanti/2012) 


Sumber: www.dpu-online.com

Kamis, 01 Agustus 2013

Air Minum Gratis untuk Masyarakat Pamulutan

Kelihatannya sederhana. Sebuah galon berisi air putih yang dapat langsung diminum. Glek.. glek.. selesai. Tapi, bagi mereka yang kehausan setelah lelah berkerja, keberadaan galon amatlah bermanfaat. Menghilangkan dahaga saat bekal minum telah habis.

Hal "kecil" inilah yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhiid pada Ahad (10/4). Melalui pengadaan "Air Minum Gratis" bagi warga di PamulutanIndralaya,Palembang, program ini memberikan fasilitas air minum yang bisa langsung dikonsumsi.

Masyarakat di Pamulutan mayoritas menempuh tempat kerja berjarak lebih dari 4 km. Setiap harinya jarak sejauh itu mereka tempuh dengan berjalan kaki. Karenanya, untuk meringankan rasa lelah mereka, di beberapa titik tertentu DPU Daarut Tauhiid menyediakan sarana berupa galon berisi air putih untuk dikonsumsi secara cuma-cuma. (Titin/2011)