Jumat, 05 Juli 2013

Salam: "PINTAR, Hak Semua Orang"


Hari gene belum bisa sekolah. Ucapan itu mungkin pantas diucapkan. Karena sekarang pemerintah mengeluarkan kebijakan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk membiayainya. Tapi kenyataanya 9,7 juta anak usia sekolah sampai sekarang belum bisa mengenyam pendidikan. Karena dana BOS hanya sebagian kecil komponen yang harus ditanggung oleh siswa sekolah. Bahkan dibeberapa tempat ada anak usia sekolah tidak bisa sekolah, sementara di kampungnya ada eksploitasi tambang yang menghasilkan keuntungan sangat besar bagi pengelolanya. 

Sementara dalam APBN dan APBD, anggaran pendidikan tidak lebih dari 20%. Diperparah lagi dengan komersialisasi pendidikan. Dengan dalih uang bangunan yang sebenarnya sudah terlunasi, membuat masyarakat semakin berat untuk mendapatkan pendidikan. Sungguh mengerikan di negara yang sudah merdeka kondisinya masih seperti zaman kolonial dulu hanya orang status sosial tinggi yang bisa mendapatkan pendidikan. 

Memang ironi negeri ini, andai dana yang dikorupsi di hampir semua daerah digunakan untuk pendidikan gratis, mungkin negeri ini tak separah seperti sekarang. Walaupun begitu negeri kita masih menyimpan banyak manusia berkualitas. Banyak anak-anak Indonesia mendapatkan mendali emas dalam beberapa olimpiade ilmu pengetahuan. Mereka bisa mengalahkan anak anak negara yang diakui maju.

Mereka mempunyai impian yang harus kita realisasikan bersama. Sudah seharusnya kita mulai berpikir bersama. Status sosial jangan dijadikan penghalang mereka mendapat pendidikan. Pintar adalah hak semua orang. Sebenarnya dalam amanah undang-undang pemerintah bertanggungjawab penuh menyatakan impian mereka. Tapi masyarakat juga tidak boleh menjadi penonton. Semua harus bersinergi untuk merealisasikan impian mereka. Andaikata 25 keluarga membiayai 1 orang anak tidak mampu (dhuafa) yang berprestasi di kampungnya untuk jadi sarjana, insya Allah bisa mengurangi jumlah anak yang tidak sekolah di negeri ini.

Karena kondisi itulah, Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU) sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional yang diamanahi dana masyarakat tergerak untuk mewujudkan pendidikan gratis buat dhuafa. Adzkia Islamic School (AIS) adalah sekolah gratis buat dhuafa yang dimulai dari sekolah buat pemulung, yang menyewa sebuah ruang sekolah yang sorenya kosong. Dua tahun berjalan semakin banyak siswa dhuafa yang mendapatkan manfaatnya. 

Dengan berbekal keprihatinan terhadap antusias siswa untuk mendapatkan pendidikan gratis, maka DPU DT tahun ini merencanakan merampungkan penyelesaian gedung AIS. Gedung sekolah berstatus wakaf ini sebagai jawaban kegelisahan masyarakat akan biaya pendidikan. Konsep sekolah ini akan dimodelkan, sehingga harapan besar sekolah ini bisa didirikan di beberapa tempat untuk menjawab sebagian kecil kegelisahan yang telah menggurita hampir diseluruh pelosok negeri ini. Upaya DPU DT ini bagaikan setetes air dalam lautan permasalahan pendidikan. Harapan besar, semua steakholderikut mewujudkan impian mereka, bahwa pintar adalah hak semua orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar